Harga Emas Meroket, Warga Palembang Kini Beralih ke Perhiasan Perak

Posted on

Tren harga emas terus mengalami peningkatan hingga hampir mencapai Rp 2,3 juta per gram. Meroketnya harga ini membuat masyarakat harus memutar otak demi terus berinvestasi, termasuk membeli perhiasan.

Di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) harga emas per suku kini menyentuh angkat Rp 12 juta. Akibatnya, masyarakat perlahan berputar arah membeli perhiasan berbahan perak sebagai alternatif dari emas.

Salah satu warga Syariah (48) mengaku memilih perak karena tak sanggup untuk membeli emas. Menurutnya, perak menjadi alternatif yang cukup untuk mengganti emas sementara waktu.

“Saya beralih ke perak karena emas mahal, jadi beli yang murah dulu. Tak sanggup mau beli emas,” ungkapnya saat ditemui di Pasar 16 Ilir Palembang, Rabu (8/10/2025).

Berniat membelikan sang anak perhiasan, Warga Kecamatan Kertapati itu kini memilih cincin dan anting berbahan perak. Menurutnya, perhiasan tersebut cukup terjangkau dengan rentang harga Rp 60-70 ribu per buah di tengah harga emas yang cukup menggila.

“Sebenarnya mau beli emas, apalagi lihat orang di hajatan (perhiasan) emasnya besar-besar. Kami yang kecil pun tidak terbeli. Jadi beralih ke perak dulu,” katanya.

Fenomena beralihnya pilihan ini diamini oleh pedagang perhiasan, salah satunya Adismawati (62). Menurut dia, perak semakin diburu karena masyarakat Palembang pada dasarnya menyukai perhiasan.

“(Naiknya harga emas) berpengaruh ke penjualan perak. Semenjak harganya naik, perak makin diburu sekarang ini. Peningkatannya kira-kira sampai 75% sejak 5 bulan terakhir,” ujarnya.

Dia menjabarkan, perak dibanderol hanya Rp 40-50 ribu saja per gram. Rata-rata perhiasan yang dicari adalah kalung, cincin, hingga gelang.

“Tidak ada musim perak banyak pembeli. Sekarang ini, orang langsung beli perhiasan kalau ada uangnya, tidak menunggu waktu,” rincinya.

“Kalau dulu kan menunggu hajatan. Sekarang kapan pun sama saja (jumlah pembelinya), mungkin meningkat saat menjelang lebaran atau setelah dana Bansos turun (untuk investasi),” sambung dia.

Penjual yang membuka tokonya di mobil terbuka tersebut mengatakan, ia bisa menjual 15 buah perhiasan tiap harinya. Hasilnya, omset Rp 2-3 juta per hari dapat ia kantongi selama jam operasional pukul 08.00-16.00 WIB setiap harinya.

“Omsetnya tidak menentu, kadang sekali masuk bisa Rp 2-3 juta. Satu hari bisa 15 buah. Rata-rata beli ecer dengan 3-6 gram, paling besar ada yang beli 15 gram,” tuturnya.

“Sudah lebih dari 15 tahun berjualan di Pasar 16 Ilir ini. Dulu, kami sewa kios. Tapi karena mahal, jadi kami beli mobil (pick up) dan jualan kelontong di sini (jalanan pasar),” ungkap dia.

Adis menambahkan, pembelian perhiasan perak juga akan dilengkapi surat. Sehingga, pembeli dapat menjual kembali meski harga buyback hanya 50%.

“Perak ini juga pakai surat. Jadi bisa dijual lagi 50% dari harga beli. Hitungannya per gram, bukan per suku,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *