Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal (FT) Lubuklinggau melalui Program Kelurahan Lubuklinggau Ilir Sejahtera dan Mandiri Rame-Rame (Kelingi Semare) menggelar sosialisasi dan edukasi pengelolaan dan pemanfaatan sampah di sekolah. Kegiatan ini berlangsung di TK Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) Lubuklinggau, RT 3, Kelurahan Lubuklinggau Ilir.
Kegiatan ini diikuti oleh 17 siswa TK Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) dengan pendampingan dari 3 guru. Tiap anak diajak menyaksikan video animasi tentang pentingnya menjaga lingkungan, bernyanyi yel-yel peduli sampah, serta kuis interaktif.
Anak-anak juga diajak untuk terjun langsung mempraktikkan cara memilah sampah organik dan anorganik dengan tujuan membuat pesan edukasi lebih terasa nyata dan mudah dimengerti.
“Kami ingin anak-anak sejak dini paham pentingnya memilah sampah, membuang pada tempatnya, serta menjaga kebersihan rumah, sekolah, dan lingkungan. Semoga kebiasaan baik ini terbawa hingga mereka besar nanti,” kata Ketua TP PKK Kelurahan Lubuklinggau Ilir, Permaisuri.
Kondisi pengelolaan sampah di Kota Lubuklinggau sendiri masih menjadi tantangan serius. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kota Lubuklinggau tahun 2024, volume sampah mencapai 190 ton per hari, sementara fasilitas Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan armada pengangkutan masih terbatas.
Di kawasan bantaran Sungai Kelingi, tumpukan sampah rumah tangga menjadi masalah klasik yang dapat mengganggu kualitas lingkungan.
Lurah Lubuklinggau Ilir Ari Sumanti, mengapresiasi peran aktif masyarakat dan Pertamina. “Inisiatif ibu-ibu dan pemuda Karang Taruna ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli pada lingkungan. Ini langkah maju yang sejalan dengan upaya kelurahan menciptakan lingkungan bersih dan sehat,” ujarnya.
Program Kelurahan Lubuklinggau Ilir Sejahtera dan Mandiri Rame-Rame (Kelingi Semare) dilaksanakan sejak tahun 2022 dan merupakan program yang diikuti lebih dari 100 masyarakat dalam kegiatan bank sampah dan daur ulang.
Selain memberikan manfaat langsung bagi lingkungan, program ini juga selaras dengan penerapan nilai ESG (Environmental, Social, and Governance).
Dari sisi environmental, program ini berhasil mengurangi timbulan sampah rumah tangga hingga 25 persen melalui pemilahan dan daur ulang.
Dari sisi social, keterlibatan masyarakat dan lembaga pendidikan memperlihatkan adanya partisipasi aktif serta peningkatan kualitas hidup warga. Sementara dari sisi Governance, Pertamina hadir sebagai fasilitator yang mengedepankan transparansi, sinergi, dan tata kelola program yang berkelanjutan.
Kepala Sekolah TK YWKA, Elyanurdaningsih mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan Pertamina yang sudah hadir di sekolah. Anak-anak begitu antusias saat belajar memilah sampah.
“Harapan kami, kegiatan ini terus berlanjut agar budaya peduli lingkungan semakin mengakar,” katanya.
Fuel Terminal Manager (FTM) Lubuklinggau, Wawan Prabawa, mengatakan bahwa Pertamina hadir sebagai fasilitator, sementara masyarakatlah yang menjadi penggerak utama.
“Kami bangga melihat penerima manfaat Program Kelingi Semare kini mampu menjadi contoh nyata perubahan perilaku di tengah masyarakat,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan berkelanjutan, Pertamina juga menyerahkan bantuan tempat sampah terpilah untuk mendukung praktik pengelolaan sampah di TK Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA).
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan pentingnya sinergi masyarakat dalam menjaga lingkungan.
“Sosialisasi edukasi ini mendukung pencapaian SDGs poin 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan) serta SDGs poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Melalui dorongan program Kelingi Semare, masyarakat kini tergerak lebih peduli lingkungan dan mampu menularkan semangat itu kepada anak-anak. Inilah bukti bahwa program CSR tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi benar-benar melahirkan partisipasi aktif dari masyarakat,” katanya.
Sosialisasi edukasi sampah di TK YWKA ini menjadi simbol nyata bahwa kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, sekolah, dan masyarakat dapat menghasilkan perubahan perilaku berkelanjutan.
Dengan melibatkan generasi muda sejak dini, budaya bersih dan peduli lingkungan diharapkan semakin mengakar, menjadi kebiasaan sehari-hari, serta mendukung upaya pengurangan timbulan sampah rumah tangga di Kota Lubuklinggau yang mencapai 190 ton per hari. Melalui kegiatan ini, TK YWKA juga mulai menjadi sekolah percontohan di Lubuklinggau Ilir dalam praktik pemilahan sampah sejak dini.
Pertamina berharap Program Kelingi Semare dapat terus berkembang dan menjadi contoh praktik pengelolaan sampah berbasis masyarakat di wilayah lain.