Prediksi BMKG Sumsel: April Puncak Musim Hujan Kedua, Waspada Banjir dan Longsor

Posted on

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sumatera Selatan (Sumsel) menyebut April merupakan puncak musim hujan kedua. BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Sumsel.

“April merupakan puncak kedua musim hujan untuk curah hujan masih akan berlangsung pada dasarian III ini,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis, Senin (21/4/2025).

Wandayantolis mengatakan potensi hujan di sebagian besar wilayah Sumsel diprediksi cukup tinggi di beberapa wilayah pada dasarian III April 2025 dengan sifat hujan bervariasi dari bawah normal hingga atas normal.

“Kondisi ini akan menurun memasuki bulan Mei yang merupakan fase transisi cuaca dan Juni merupakan musim kemarau pada umumnya,” jelasnya.

Menurut Wandayantolis ada sejumlah wilayah yang diminta waspada karena merupakan daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor.

Adapun wilayah yang diperkirakan akan terjadi longsor dan banjir saat musim hujan ini yakni Kota Palembang, Ogan Ilir Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), OKU Selatan, Muara Enim, dan Empat Lawang.

Ada juga Ogan Komering Ilir (OKI), OKU Timur, Ogan Komering Ulu (OKU), Musi Rawas Utara (Muratara) Kota Pagar Alam dan Kabupaten Lahat.

“Kami meminta kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun pegunungan untuk waspada ketika hujan lebat berlangsung,” katanya.

“Kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan berhati-hati terhadap dampak yang akan timbul selama periode ini,” ujarnya.

Hal senada dikatakan Pejabat Ahli Madya BMKG SMB II Palembang, Sinta Andayani yang menyebut bulan April merupakan puncak kedua musim hujan.

“Bulan April ini sebagian besar wilayah Sumsel masih dalam puncak hujan kedua, artinya akumulasi hujan dalam bulan ini masih tinggi,” ujanya.

Tingginya curah hujan pada April ini akan membuat serapan air di tanah terakumulasi. Hal itu berpotensi mengakibatkan tingginya potensi bencana hidrometeorologi.

“Daya dukung alam semakin berkurang untuk menyerap air yang turun selama periode musim hujan yang sudah terakumulasi. Karena itu potensi bencana hidrometeorologi masih tinggi,” katanya.

Penurunan curah hujan baru akan terjadi pada Mei nanti. Namun, rata-rata wilayah di Sumsel memasuki musim kemarau pada Juni nanti.

“Rata-rata Sumsel masuk awal musim kemarau di bulan Juni, namun sebagian wilayah sumsel juga sudah ada yang masuk awal musim kemarau di Mei dasarian II dan III,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *