5 Contoh Ceramah Maulid Nabi Terbaru Berbagai Judul Menarik-Penuh Arti baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Ceramah Maulid Nabi menjadi salah satu cara berdakwah untuk menyampaikan pesan-pesan agama dengan padat, jelas, dan penuh makna. Menggunakan gaya bahaya sederhana, isi ceramah mudah dipahami jemaah.

Ustaz atau ustazah biasanya menyampaikan ceramah di bulan Rabiul Awal terutama pada saat peringatan Maulid Nabi. Ceramah bisa disampaikan pada waktu-waktu tertentu, misalnya setelah salat Asar, Magrib atau Subuh.

Berbagai materi ceramah tentang Maulid Nabi bisa disampaikan mulai dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, cara meneladani akhlaknya, mempererat ukhuwah islamiyah, meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah, hingga membangun karakter unggul sesuai tuntunan sunnah.

Inilah 5 ceramah tentang Maulid Nabi yang bisa dijadikan contoh untuk lomba di sekolah, tempat mengaji, atau kegiatan keagamaan lainnya. Yuk, pilih yang menarik dan terbaru.

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Wa bihi nasta’iinu’alla umuurid dunyaa wad diin. Washshalaatu was salaamu’alal asyrafil anbiya wal mursaliin. Wa’ala alihi wa sahbihii ajmaiin.

Bapak-bapak, Ibu-ibu yang saya hormati dan teman-teman yang berbahagia.
Syukur alhamdulillah, pada hari ini kita dapat bersama-sama memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad saw. di Gedung Serba Guna yang kita banggakan ini.

Kami mengucapkan selamat datang dan terima kasih ke-pada para tamu yang telah memenuhi undangan kami, ter-utama yang terhormat Bapak Haji Asyikin dan kawan-kawan. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran Bapak Asyikin yang insya Allah nanti berkenan menyampaikan ceramah agama kepada kami.

Kami di sekolah ini memang sedang belajar, termasuk belajar ilmu agama. Karena itu, ceramah agama nanti mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan keimanan kami dalam menjalankan perintah agama yang kita peluk. Itu tujuan yang pertama. Tujuan yang kedua, dengan menyelenggarakan Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad saw.

Ini mudah-mudahan kita bisa mengikuti budi pekerti luhur Nabi panutan kita. Nabi Muhammad memang menjadi acuan budi pekerti luhur bagi kita semua. Budi pekerti luhur yang dicontohkan oleh Nabi kita itu mudah-mudahan dapat kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.

Selanjutnya, panitia mohon maaf atas segala kekurangan baik dalam menyiapkan tempat duduk maupun yang lainnya. Sekian. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah, Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah mengutus pemimpin bagi seluruh umat manusia di dunia. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah. Saya juga bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasulnya. Ia diangkat ke posisi yang terhormat.

Allah mengutusnya pada saat belum ada nabi selama beberapa waktu dan tidak ada wahyu selama bertahun-tahun. Ia menyampaikan pesan dari Allah dan memimpin bangsanya untuk memberikan pencerahan dan mengatasi segala perbedaan pendapat. Semoga Allah memberikan ketenangan dan kehormatan pada dirinya, keluarga dan para sahabatnya yang setia, bersujud, dan bertakwa kepada Allah serta siapa pun yang mengikuti mereka hingga Hari Kiamat.

Wahai hamba Allah, bertakwalah kalian kepada Allah: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara dan ketahuilah wahai Umat Muslim bahwa Allah telah mengutus Nabi Muhammad SAW kepada kaum jahil yang selalu terdorong oleh nafsu dan keberpihakan sia-sia serta tergoda oleh kehidupan dunia.”

Sebab itu, mereka tidak dapat melihat kebenaran atau tidak dapat dituntun ke jalan yang benar. Allah SWT berfirman Dan kalian berada di tepi jurang Neraka, dan Ia menyelamatkan kalian darinya. Pengutusan Nabi Muhammad SAW telah menghidupkan era baru di mana manusia telah dituntun ke jalan yang lurus dan tidak menyimpang serta segala kesalahan dan kesesatan telah dihapuskan.

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Allah telah memutuskan dan memilih nabi. Ia memujinya dengan berfirman “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

la mengikuti saudara-saudaranya di antara para nabi dan rasul sebelumnya dan dibimbing dengan pola mereka dalam menanggapi perintah Tuhannya yang mengatakan Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Nabi telah meringkaskan tujuan pengutusannya dan tujuan pesannya dalam kata-kata berikut “Saya diutus untuk menyempurnakan perilaku yang baik.”

Wahai hamba Allah!

Siapa saja yang melihat ke dalam karakter Rasulullah SAW, yang mempelajari berbagai tahapan dalam kehidupannya, dan yang tercermin dalam etikanya akan menyatakan bahwa Rasulullah SAW menempatkan segala sesuatunya pada posisi yang tepat dan memastikan kembalinya semua hak kepada pemilik mereka yang sesungguhnya agar umat manusia dapat hidup damai dan harmonis dengan saling menghargai dan menghormati sesama manusia.

Dengan demikian, tidak ada lagi ruang untuk bersikap sombong, merasa paling unggul, dan bersikap cabul atau tak senonoh. Rasulullah SAW bersabda: “Allah telah menyatakan kepadaku bahwa kalian harus bersikap rendah hati, agar kalian tidak saling menindas dan menyombongkan diri.”

Ia membenci jika sahabatnya saling membicarakan satu sama lain. Ia mengatakan saya ingin bertemu dengan setiap dari kalian dengan hati yang bersih. Rasulullah SAW menjalani hidup dengan cara yang indah, selalu bahagia kepada orang lain. Ia selalu berinisiatif untuk menyapa siapa pun yang ia temui, menghormati siapa pun yang datang kepadanya, dan memanggil orang lain dengan nama terbaik mereka. Ia sungguh bertakwa kepada Allah.

Allah memerintahkannya untuk mengatakan kepada orang-orang yang menentangnya: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepadaNya kembali.”

Bahkan ketika tribialistik mencoba menghalangi panggilan dan mengingkari pesannya, Allah SWT telah memerintahkannya untuk mengatakan kepada mereka

“Katakanlah: Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati.”

Rasulullah SAW selalu menunjukkan kemurahannya (kepada orang-orang) tidak bersikap keras kepada mereka, memberi mereka kabar gembira (nikmat Ilahi di dunia dan di Akhirat, dan tidak menimbulkan kebencian. Ia selalu memberikan nasehat kepada para sahabatnya. Ia berkata kepada para sahabatnya: “Mudahkanlah dan bersikap lembutlah kepada orang-orang, bukan menyulitkan dan bersikap keras, beri kabar gembira kepada mereka, serta jangan menakut-nakuti dan menghalang-halangi mereka.”

Selain itu, ia meminta asma’ binti Abu Bakar untuk mengunjungi ibunya meskipun ibunya bukan seorang Muslim. Asma berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah “bisakah saya mengunjungi ibu saya, dan tinggal bersamanya”. Rasulullah SAW menjawab, “Ya, kamu bisa menjadi menjamunya.”

Sebenarnya, rahmat Rasulullah SAW telah mencakup semua orang dari beragam keyakinan dan ras. Metodenya bersifat moderat dan sopan, dan kemurahan hati serta suka menolong merupakan sifat alaminya. Ia menghapus beban orang-orang dan berbagai masalah yang membelenggu mereka, sehingga mereka merasakan kenikmatan beribadah kepada Allah, pemilik kebesaran dan kemuliaan.

Allah menggambarkan nabi dengan berfirman: “Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.

Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan Al-Quran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Wahai Saudara Seiman!

Rasulullah SAW adalah panutan bagi para sahabatnya. Dia berani bertanggung jawab, sabar dalam menghadapi penderitaan dan kemalangan. Meskipun ia diutus oleh Allah, ia juga seorang manusia yang bekerja keras, serta ia selalu makan makanan hasil kerja kerasnya. la menganjurkan kita untuk bekerja dan mempertahankan pekerjaan kita dalam perkataan berikut:

“Berjuanglah untuk mendapatkan segala yang bermanfaat bagi kalian dan memohon bantuanlah kepada Allah, dan jangan merasa tak berdaya. Jika sesuatu menimpa kalian, jangan katakan: ‘Kalau saja aku melakukannya (ini dan itu), maka ini dan itu akan terjadi,’ ‘tetapi katakanlah: ‘Allah telah menetapkan apa yang la kehendaki. Perkataan ‘kalau saja’ justru membuka pintu setan.

Rasulullah SAW pernah berkata dalam doa “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ketidakmampuan, kemalasan, kikir, dan pengecut. Inilah sebabnya, ia tidak pernah merasa tidak mampu atau bermalas-malasan, takut, atau kikir.”

Ia berdagang dan seorang pengembala sehingga membuatnya bersikap baik kepada yang lemah, mengasihi yang sakit, dan mengasihani orang miskin dan yatim piatu. Ia mengatakan, ia yang memiliki lebih banyak gunung harus memberi kepada mereka yang tidak memiliki gunung, dan ia yang memiliki kelebihan harus berbagi dengan mereka yang kekurangan.

Jadi hamba Allah, bertakwalah kepada Allah, dan jadikan momen maulid Nabi Muhammad SAW ini sebagai alasan yang baik bagi Anda untuk menjadikannya seorang panutan, mengikuti jalan dan metodenya, mencintai dan menaatinya dengan cara yang lebih baik agar Allah selalu memberkahi kalian dengan rahmat-Nya dan menerima segala kebaikan kalian di Akhirat di Surga-Nya yang luas.

Saya mengatakan ini, dan saya meminta ampunan dari Allah untuk saya dan untuk kalian, dan untuk seluruh umat Muslim, jadi mohonlah ampunan-Nya, Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Berdoalah kepada-Nya, Dia akan menjawab doa kalian, karena Allah Maha Pemurah.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil alamin, washolatu wasalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, waala alihi sahbihi ajma’in. Amma ba’du

Yang terhormat . . .

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih diberikesempatan untuk bersilaturahmi dalam keadaan sehat wal afiat.

Sholawat dan salam mari kita panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa ditempatkan oleh Allah di sisi-Nya sebagai umat yang memperoleh derajat yang paling tinggi di akhirat, Amin.

Hadirin, Hadirot Rahimakumullah. Apa latar belakang dari peringatan maulid nabi yang setiap tahun diperingati oleh segala lapisan umat Islam dan hamper dianggap wajib. Tidak lain hanya karena saat itu setelah bertahun -tahun Rasulullah SAW wafat perjuangan islam hampir punah, disana sini hanya mementingkan kepentingan pribadi belaka.

Maka ada salah seorang pejuang Islam yang mempunyai gagasan agar diadakan peringatan maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW yang pada waktu itu diceritakan betapa pedihnya perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam dengan tujuan membakar semangat para pemuda pada waktu itu agar bisa bangkit semua orang Islam untuk memperjuangkan agama Allah sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW ketika masih hidup.

Maka setelah diadakan peringatan tersebut perjuangan umat Islam menjadi semangat kembali sampai pada zaman kita sekarang ini. Adapun nama orang yang merintis peringatan tersebut bernama Shalahuddin Al-Ayyubi atau yang lebih dikenal dengan nama Shaladin.

Hadirin, Hadirot Rahimakumullah. Ada rahasia apakah dalam terutusnya Nabi Muhammad SAW sehingga beliau termasuk nabi pilihan dan masih banyak lagi predikat keunggulan serta teladan bagi para rasul, tidak lain adalah merupakan rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Anbiya’ ayat 107.

Hadirin, Hadirot Rahimakumullah, setelah kita perhatikan firman Allah tersebut, maka kita bisa menyimpulkan bahwa terutusnya Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat bagi seluruh alam untuk menanamkan rasa kasih sayang kepadanya. Apakah itu alam yang berupa manusia,hewan-hewan, flora dan fauna maupun tumbuh-tumbuhan. Semua itu akan memperoleh rahmat atau kasih sayang melalui terutusnya Rasulullah Muhammad SAW.

Adapun sebagai bukti bahwa semuanya itu benar, maka marilah kita amati mulai dari segi keyakinan. Bagaimana keadaan manusia, baik dari bangsa Arab maupun bangsa lain sebelum Nabi Muhammad SAW diutus. Tidak lain bangsa-bangsa tersebut semua hidup dalam suasana yang tidak teratur, berpecah belah serta saling bermusuhan satu sama lain.

Karena pada saat itu mereka mengambakan diri kepada benda yang mati seperti berhala, patung dan lain sebagainya. Mereka menghambkan diri terhadap harta atau sesuatu yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Dengan demikian, maka jadi rendahlah martabat.

Oleh karena itu, jika kondisi kehidupan kita ingin berubah, maka yang harus kita lakukan adalah mau dan berani merubah kebiasaan hidup kita ini. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah segala sesuatu yang ada pada diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’du: 11).

Kesungguhan kita dalam mengikuti teladan Rasulullah SAW secara utuh dalam negarungi perjuangan hidup ini adalah kunci menuju kehidupan umat yang lebih maju dan bermartabat di masa yang akan datang. Perubahan menjadi lebih baik, utuh dan bersungguh-sungguh dalam meneladani Rasulullah SAW. Mulai dari seluruh sisi kehidupan kita, pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta dunia.

Hadirin, hadirot rahimakumullah. Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan akhirnya kita bisa merubah yang kurang baik. Apabila ada kata-kata yang kurang kurang berkenan, saya mohon maaf.

Akhirulkalam,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil alamin, washolatu wasalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, waala alihiwashohbihi ajma’in. Amma ba’du

Yang Kami hormati bapak-bapak, ibu-ibu dan Teman-temanku yang saya banggakan dan saya sayangi Yang Seiman dan seperjuangan.

Alhamdulillah puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana berkat nikmat-Nya, nikmat kesehatan dan kesempatan wabil khusus nikmat iman danislam sehingga kita dapat bermuwajaha dalam mempringati maulid Mabi Muhammad SAW 1436 H.

Sholawat beriring salam marilah kita curahkan kepada suri tauladan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Saudara-saudari yang berbahagia. Adapun Tema pidato kita pada harini adalah Meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW. Ia dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal, jatuh pada hari senin tahun 571 M di kota Makkah pada tahun Fill (Gajah).

Dia dilahirkan dari ibunya yang bernama Siti Aminah. Ketika beliau lahir ayahnya Abdullah bin Abdul Muthollib sudah meninggal ketika Muhammad didalamkandungan. Bayangkan Nabi Muhammad sudah menjadi yatim ketika baru lahir. Ia pun disusui oleh tsuhaibah dan halimatu sa’diyah.

Ketika tahun itulah ada penyerang oleh kelompok bergajah yang dipimpin oleh Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun berkat kekuasaan Allah yang memerintahkan burung ababil untuk menggagalkan. Mereka membawa batu dari neraka dan melemparkannya ke pasukan tersebut.

Hadirin Wal-Hadirot yang berbahagia. Kalau kita berbicara maulud dan maulid. Maulud adalah sesuatu yang dilahirkan oleh ibunya dan maulid adalah hari kelahirannya. Sebenarnya Nabi Muhammad tidak pernah memerintahkan umat Islam untuk memperingati kelahirannya. Para sahabat dan tabi’in pun demikian.

Di dalam syariat pun tidak ada.Peringatan maulid ini didalam kitab rijal minat tasyrik peringatan maulid inidiawali ketika tahun 632 H. Oleh El-Malik Al-Mudhaffar gubernur Irbil Irak. Dengan demikian, sebagaimanapun yang dilakukan Salahuddin Al-Ayyubi untuk para tentaranya, marilah kita menjadikan peringatan Maulid Nabi SAW. Sebagai sarana untuk memperbaiki akhlak.

Tidak dipungkiri bahwa ada sebagian umat Islam yang semakin menjauh dari tuntunan Allah dan Rasulnya. Bukankah Nabi muhammad diutus kedunia ini untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia. Perhatian Allah berikut ini:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatang) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah,” (QS Al-Ahzab:21).

Banyak sekali akhlak-akhlak Nabi SAW yang disinggung dalam Al-Quran yang
seharusnya kita teladani. Di antaranya adalah lemah lembut yang merupakan sifat Rasulullah SAW untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Kelemahlembutan dalam masyarakat merupakan cerminan dari ajaran Islam rahmatan lil alamin.

Bijaksananya Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwah selalu mengedepankan pendekatan yang penuh hikmah, kearifan, nasihat baik, memperbanyak dialog dan melahirkan kondisi damai bukan dengan paksaan serta kekerasan, mengasihi dan menyayangi.

Oleh karena itu, sesama muslim wajib saling asah, asih, asuh, menyayangi, mencintai melindungi, menutup aib, tidak hina, mencemooh, memfitnah, apalagi menumpahkan darah sesamanya. Rasulullah SAW bersabda:

“Janganlah kalian saling mendengki, membenci dan memutus persaudaraan. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah bersaudara,” (HR Bukhori).

Demikianlah ceramah singkat kita pada hari ini semoga dalam momentum ini akhlak kita selalu memperbaiki diri, akhlak dan tentunya mengikuti jejak Rasulullah SAW. Kalau ada kesalahan saya mohon maaf kepada Allah kita sama-sama mohon ampun. Akhirul kalam Wallahu a’lam bishowab wailaika bil maaf.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdu lillahi robbil alamiin. Washolaatu wasalamu a‟la asrofil ambiyaa’i wal mursalin. Sayyidina wamaulana Muhammadin. Waala ashhaabi ajmain. Qolallahu ta’ala fil qur’anil kariim, audzubillahi minasyaithoni rojim. Laqod kaana lakum fiirosulillahi uswatun hasanah liman kaana yarjullohi wal yaumil akhir wadzakarollohu katsiiromarilah kita bersama bersyukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayahNya kepada kita semua. Sehingga hingga info ini kita masih diberi kesempatan yang baik untuk
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW junjungan kita.

Yang kedua salam dan shalawat juga kita panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa ditempatkan oleh Allah di sisiNya sebagai umat yang memperoleh derajat yang paling tinggi di akhirat. Amin!

Hadirin yang mulia, sebagai umat Islam kita wajib menjunjung nilai-nilai agama kita, yakni nilai- nilai yang ada pada kaidah Al Qur’an dan hadis. Pada malam yang berbahagia ini, kita mencoba menggali nilai-nilai agama Islam lebih jauh lagi. Khususnya yang berkaitan dengan sejarah lahirnya nabi besar kita Muhammad SAW.

Berdasarkan hadis sahih, Rasulullah lahir pada hari Senin. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury di dalam Ar-Rahiqul Makhtum berpendapat beliau lahir pada tanggal 9 Rabiul Awal. Namun pendapat paling masyhur menyepakati beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Kelahiran Rasulullah SAW adalah rahmat yang sangat besar. Beliau, setelah diutus menjadi nabi empat puluh tahun setelah kelahirannya, dipuji oleh Allah SWT dalam firmanNya yang menjelaskan karakter sang nabi terakhir ini:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin,” (QS. At-Taubat : 128).

Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan:

“Allah tidak mengatakan ‘rasul dari kalian’ tetapi mengatakan ‘dari kaummu sendiri’. Ungkapan ini lebih sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka dengan hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif.”

Sedangkan Ibnu Katsir dalam
Tafsir Qur’anil Adzim berkata:

“Allah SWT menyebutkan limpahan nikmat yang telah diberikanNya kepada orang-orang mukmin melalui seorang rasul yang diutus olehNya dari kalangan mereka sendiri, yakni dari bangsa mereka dan sebahasa dengan mereka.”

Rasulullah SAW merasakan beratnya penderitaan dan kesulitan umatnya, bahkan lebih berat bagi Rasulullah daripada apa yang dirasakan oleh umatnya sendiri. Maka setiap saat yang diperjuangkan adalah umat, yang dibela adalah umat, yang dipikirkan menjelang wafat adalah umat. “Ummatii… ummatii…”, kata Rasulullah yang selalu memikirkan umatnya menjelang wafatnya.

Rasulullah SAW juga sangat menginginkan umatnya memperoleh hidayah serta kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Maka segala hal yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada umatnya telah beliau sampaikan. Segala hal yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka beliau paparkan.

Bahkan Rasulullah SAW menyimpan doa terbaiknya untuk umatnya kelak di yaumul hisab agar umatnya beroleh syafaat. Itulah bentuk-bentuk kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya. Hadirin yang dirahmati Allah, lalu bagaimana sikap kita terhadap beliau yang demikian luar biasa kasih sayangnya kepada kita? Beliau yang namanya kita sebut dalam syahadat, kita bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullah SAW lalu kita membacanya setiap kali shalat. Salah satu kewajiban kita terhadap beliau adalah meneladaninya. Menjadikannya sebagai teladan sepanjang zaman.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah,” (QS. Al-Ahzab: 21).

Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa manusia terbaik yang harus kita teladani adalah Rasulullah SAW. Teladan yang seharusnya kita contoh perilakunya, kita contoh kata-katanya,kita contoh ibadah dan akhlaknya. Dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan bahwa kecintaan kepada Allah baru dikatakan benar jika seseorang meneladani Rasulullah dan mengikuti sunnahnya.

“Katakanlah: Jika kamu (benar
-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-
dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Ali Imran: 31).

Hadirin yang dirahmati Allah,Meneladani Rasulullah SAW itu artinya kita mengikuti sunnahnya dan tidak menyelisihinya.Kita mentaatinya dan tidak menentang ajarannya.Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham.” (HR. Ibnu Majah danAhmad).

Mereka yang bersegera untuk mengikuti petunjuk Nabi yang diketahui melalui hadis-hadisnya akan dijanjikan surga. Sementara mereka yang enggan mengikuti sunnah Nabi, enggan mengikuti hadits Rasulullah dan lebih suka menyelisihinya akan menyesal di akhirat nanti sebab ia menolak surga dan terseret ke neraka.Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan. Para sahabat bertanya, wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan? Nabi menjawab: Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan,” (HR. Bukhari).

Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari sunnahnya, lalu mengikutidan mengamalkannya. Semoga kita tidak tergolong orang-orang yang menyelisihi dan hadis-hadis nabi, baik dalam hal aqidah, ibadah maupun akhlak dan muamalah.

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat untuk diri pribadi dan hadirin sekalian. Mohon maaf bila ada kata-kata saya yang kurang berkenan. Terima kasih atas segala perhatian. Billahi taufiq wal hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kumpulan Ceramah tentang Maulid Nabi

Ceramah Maulid Nabi #1

Ceramah Maulid Nabi #2

Ceramah Maulid Nabi #4

Ceramah Maulid NAbi #4

Ceramah Maulid Nabi #5

Segala puji bagi Allah, Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah mengutus pemimpin bagi seluruh umat manusia di dunia. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah. Saya juga bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasulnya. Ia diangkat ke posisi yang terhormat.

Allah mengutusnya pada saat belum ada nabi selama beberapa waktu dan tidak ada wahyu selama bertahun-tahun. Ia menyampaikan pesan dari Allah dan memimpin bangsanya untuk memberikan pencerahan dan mengatasi segala perbedaan pendapat. Semoga Allah memberikan ketenangan dan kehormatan pada dirinya, keluarga dan para sahabatnya yang setia, bersujud, dan bertakwa kepada Allah serta siapa pun yang mengikuti mereka hingga Hari Kiamat.

Wahai hamba Allah, bertakwalah kalian kepada Allah: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara dan ketahuilah wahai Umat Muslim bahwa Allah telah mengutus Nabi Muhammad SAW kepada kaum jahil yang selalu terdorong oleh nafsu dan keberpihakan sia-sia serta tergoda oleh kehidupan dunia.”

Sebab itu, mereka tidak dapat melihat kebenaran atau tidak dapat dituntun ke jalan yang benar. Allah SWT berfirman Dan kalian berada di tepi jurang Neraka, dan Ia menyelamatkan kalian darinya. Pengutusan Nabi Muhammad SAW telah menghidupkan era baru di mana manusia telah dituntun ke jalan yang lurus dan tidak menyimpang serta segala kesalahan dan kesesatan telah dihapuskan.

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Allah telah memutuskan dan memilih nabi. Ia memujinya dengan berfirman “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

la mengikuti saudara-saudaranya di antara para nabi dan rasul sebelumnya dan dibimbing dengan pola mereka dalam menanggapi perintah Tuhannya yang mengatakan Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka.

Nabi telah meringkaskan tujuan pengutusannya dan tujuan pesannya dalam kata-kata berikut “Saya diutus untuk menyempurnakan perilaku yang baik.”

Wahai hamba Allah!

Siapa saja yang melihat ke dalam karakter Rasulullah SAW, yang mempelajari berbagai tahapan dalam kehidupannya, dan yang tercermin dalam etikanya akan menyatakan bahwa Rasulullah SAW menempatkan segala sesuatunya pada posisi yang tepat dan memastikan kembalinya semua hak kepada pemilik mereka yang sesungguhnya agar umat manusia dapat hidup damai dan harmonis dengan saling menghargai dan menghormati sesama manusia.

Dengan demikian, tidak ada lagi ruang untuk bersikap sombong, merasa paling unggul, dan bersikap cabul atau tak senonoh. Rasulullah SAW bersabda: “Allah telah menyatakan kepadaku bahwa kalian harus bersikap rendah hati, agar kalian tidak saling menindas dan menyombongkan diri.”

Ia membenci jika sahabatnya saling membicarakan satu sama lain. Ia mengatakan saya ingin bertemu dengan setiap dari kalian dengan hati yang bersih. Rasulullah SAW menjalani hidup dengan cara yang indah, selalu bahagia kepada orang lain. Ia selalu berinisiatif untuk menyapa siapa pun yang ia temui, menghormati siapa pun yang datang kepadanya, dan memanggil orang lain dengan nama terbaik mereka. Ia sungguh bertakwa kepada Allah.

Allah memerintahkannya untuk mengatakan kepada orang-orang yang menentangnya: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepadaNya kembali.”

Bahkan ketika tribialistik mencoba menghalangi panggilan dan mengingkari pesannya, Allah SWT telah memerintahkannya untuk mengatakan kepada mereka

“Katakanlah: Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati.”

Rasulullah SAW selalu menunjukkan kemurahannya (kepada orang-orang) tidak bersikap keras kepada mereka, memberi mereka kabar gembira (nikmat Ilahi di dunia dan di Akhirat, dan tidak menimbulkan kebencian. Ia selalu memberikan nasehat kepada para sahabatnya. Ia berkata kepada para sahabatnya: “Mudahkanlah dan bersikap lembutlah kepada orang-orang, bukan menyulitkan dan bersikap keras, beri kabar gembira kepada mereka, serta jangan menakut-nakuti dan menghalang-halangi mereka.”

Selain itu, ia meminta asma’ binti Abu Bakar untuk mengunjungi ibunya meskipun ibunya bukan seorang Muslim. Asma berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah “bisakah saya mengunjungi ibu saya, dan tinggal bersamanya”. Rasulullah SAW menjawab, “Ya, kamu bisa menjadi menjamunya.”

Sebenarnya, rahmat Rasulullah SAW telah mencakup semua orang dari beragam keyakinan dan ras. Metodenya bersifat moderat dan sopan, dan kemurahan hati serta suka menolong merupakan sifat alaminya. Ia menghapus beban orang-orang dan berbagai masalah yang membelenggu mereka, sehingga mereka merasakan kenikmatan beribadah kepada Allah, pemilik kebesaran dan kemuliaan.

Allah menggambarkan nabi dengan berfirman: “Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.

Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan Al-Quran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Wahai Saudara Seiman!

Rasulullah SAW adalah panutan bagi para sahabatnya. Dia berani bertanggung jawab, sabar dalam menghadapi penderitaan dan kemalangan. Meskipun ia diutus oleh Allah, ia juga seorang manusia yang bekerja keras, serta ia selalu makan makanan hasil kerja kerasnya. la menganjurkan kita untuk bekerja dan mempertahankan pekerjaan kita dalam perkataan berikut:

“Berjuanglah untuk mendapatkan segala yang bermanfaat bagi kalian dan memohon bantuanlah kepada Allah, dan jangan merasa tak berdaya. Jika sesuatu menimpa kalian, jangan katakan: ‘Kalau saja aku melakukannya (ini dan itu), maka ini dan itu akan terjadi,’ ‘tetapi katakanlah: ‘Allah telah menetapkan apa yang la kehendaki. Perkataan ‘kalau saja’ justru membuka pintu setan.

Rasulullah SAW pernah berkata dalam doa “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ketidakmampuan, kemalasan, kikir, dan pengecut. Inilah sebabnya, ia tidak pernah merasa tidak mampu atau bermalas-malasan, takut, atau kikir.”

Ia berdagang dan seorang pengembala sehingga membuatnya bersikap baik kepada yang lemah, mengasihi yang sakit, dan mengasihani orang miskin dan yatim piatu. Ia mengatakan, ia yang memiliki lebih banyak gunung harus memberi kepada mereka yang tidak memiliki gunung, dan ia yang memiliki kelebihan harus berbagi dengan mereka yang kekurangan.

Jadi hamba Allah, bertakwalah kepada Allah, dan jadikan momen maulid Nabi Muhammad SAW ini sebagai alasan yang baik bagi Anda untuk menjadikannya seorang panutan, mengikuti jalan dan metodenya, mencintai dan menaatinya dengan cara yang lebih baik agar Allah selalu memberkahi kalian dengan rahmat-Nya dan menerima segala kebaikan kalian di Akhirat di Surga-Nya yang luas.

Saya mengatakan ini, dan saya meminta ampunan dari Allah untuk saya dan untuk kalian, dan untuk seluruh umat Muslim, jadi mohonlah ampunan-Nya, Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Berdoalah kepada-Nya, Dia akan menjawab doa kalian, karena Allah Maha Pemurah.

Ceramah Maulid Nabi #2

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil alamin, washolatu wasalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, waala alihi sahbihi ajma’in. Amma ba’du

Yang terhormat . . .

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih diberikesempatan untuk bersilaturahmi dalam keadaan sehat wal afiat.

Sholawat dan salam mari kita panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa ditempatkan oleh Allah di sisi-Nya sebagai umat yang memperoleh derajat yang paling tinggi di akhirat, Amin.

Hadirin, Hadirot Rahimakumullah. Apa latar belakang dari peringatan maulid nabi yang setiap tahun diperingati oleh segala lapisan umat Islam dan hamper dianggap wajib. Tidak lain hanya karena saat itu setelah bertahun -tahun Rasulullah SAW wafat perjuangan islam hampir punah, disana sini hanya mementingkan kepentingan pribadi belaka.

Maka ada salah seorang pejuang Islam yang mempunyai gagasan agar diadakan peringatan maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW yang pada waktu itu diceritakan betapa pedihnya perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam dengan tujuan membakar semangat para pemuda pada waktu itu agar bisa bangkit semua orang Islam untuk memperjuangkan agama Allah sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW ketika masih hidup.

Maka setelah diadakan peringatan tersebut perjuangan umat Islam menjadi semangat kembali sampai pada zaman kita sekarang ini. Adapun nama orang yang merintis peringatan tersebut bernama Shalahuddin Al-Ayyubi atau yang lebih dikenal dengan nama Shaladin.

Hadirin, Hadirot Rahimakumullah. Ada rahasia apakah dalam terutusnya Nabi Muhammad SAW sehingga beliau termasuk nabi pilihan dan masih banyak lagi predikat keunggulan serta teladan bagi para rasul, tidak lain adalah merupakan rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Anbiya’ ayat 107.

Hadirin, Hadirot Rahimakumullah, setelah kita perhatikan firman Allah tersebut, maka kita bisa menyimpulkan bahwa terutusnya Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat bagi seluruh alam untuk menanamkan rasa kasih sayang kepadanya. Apakah itu alam yang berupa manusia,hewan-hewan, flora dan fauna maupun tumbuh-tumbuhan. Semua itu akan memperoleh rahmat atau kasih sayang melalui terutusnya Rasulullah Muhammad SAW.

Adapun sebagai bukti bahwa semuanya itu benar, maka marilah kita amati mulai dari segi keyakinan. Bagaimana keadaan manusia, baik dari bangsa Arab maupun bangsa lain sebelum Nabi Muhammad SAW diutus. Tidak lain bangsa-bangsa tersebut semua hidup dalam suasana yang tidak teratur, berpecah belah serta saling bermusuhan satu sama lain.

Karena pada saat itu mereka mengambakan diri kepada benda yang mati seperti berhala, patung dan lain sebagainya. Mereka menghambkan diri terhadap harta atau sesuatu yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Dengan demikian, maka jadi rendahlah martabat.

Oleh karena itu, jika kondisi kehidupan kita ingin berubah, maka yang harus kita lakukan adalah mau dan berani merubah kebiasaan hidup kita ini. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah segala sesuatu yang ada pada diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’du: 11).

Kesungguhan kita dalam mengikuti teladan Rasulullah SAW secara utuh dalam negarungi perjuangan hidup ini adalah kunci menuju kehidupan umat yang lebih maju dan bermartabat di masa yang akan datang. Perubahan menjadi lebih baik, utuh dan bersungguh-sungguh dalam meneladani Rasulullah SAW. Mulai dari seluruh sisi kehidupan kita, pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta dunia.

Hadirin, hadirot rahimakumullah. Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan akhirnya kita bisa merubah yang kurang baik. Apabila ada kata-kata yang kurang kurang berkenan, saya mohon maaf.

Akhirulkalam,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ceramah Maulid Nabi #4

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil alamin, washolatu wasalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, waala alihiwashohbihi ajma’in. Amma ba’du

Yang Kami hormati bapak-bapak, ibu-ibu dan Teman-temanku yang saya banggakan dan saya sayangi Yang Seiman dan seperjuangan.

Alhamdulillah puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana berkat nikmat-Nya, nikmat kesehatan dan kesempatan wabil khusus nikmat iman danislam sehingga kita dapat bermuwajaha dalam mempringati maulid Mabi Muhammad SAW 1436 H.

Sholawat beriring salam marilah kita curahkan kepada suri tauladan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Saudara-saudari yang berbahagia. Adapun Tema pidato kita pada harini adalah Meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW. Ia dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal, jatuh pada hari senin tahun 571 M di kota Makkah pada tahun Fill (Gajah).

Dia dilahirkan dari ibunya yang bernama Siti Aminah. Ketika beliau lahir ayahnya Abdullah bin Abdul Muthollib sudah meninggal ketika Muhammad didalamkandungan. Bayangkan Nabi Muhammad sudah menjadi yatim ketika baru lahir. Ia pun disusui oleh tsuhaibah dan halimatu sa’diyah.

Ketika tahun itulah ada penyerang oleh kelompok bergajah yang dipimpin oleh Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun berkat kekuasaan Allah yang memerintahkan burung ababil untuk menggagalkan. Mereka membawa batu dari neraka dan melemparkannya ke pasukan tersebut.

Hadirin Wal-Hadirot yang berbahagia. Kalau kita berbicara maulud dan maulid. Maulud adalah sesuatu yang dilahirkan oleh ibunya dan maulid adalah hari kelahirannya. Sebenarnya Nabi Muhammad tidak pernah memerintahkan umat Islam untuk memperingati kelahirannya. Para sahabat dan tabi’in pun demikian.

Di dalam syariat pun tidak ada.Peringatan maulid ini didalam kitab rijal minat tasyrik peringatan maulid inidiawali ketika tahun 632 H. Oleh El-Malik Al-Mudhaffar gubernur Irbil Irak. Dengan demikian, sebagaimanapun yang dilakukan Salahuddin Al-Ayyubi untuk para tentaranya, marilah kita menjadikan peringatan Maulid Nabi SAW. Sebagai sarana untuk memperbaiki akhlak.

Tidak dipungkiri bahwa ada sebagian umat Islam yang semakin menjauh dari tuntunan Allah dan Rasulnya. Bukankah Nabi muhammad diutus kedunia ini untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia. Perhatian Allah berikut ini:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatang) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah,” (QS Al-Ahzab:21).

Banyak sekali akhlak-akhlak Nabi SAW yang disinggung dalam Al-Quran yang
seharusnya kita teladani. Di antaranya adalah lemah lembut yang merupakan sifat Rasulullah SAW untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Kelemahlembutan dalam masyarakat merupakan cerminan dari ajaran Islam rahmatan lil alamin.

Bijaksananya Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwah selalu mengedepankan pendekatan yang penuh hikmah, kearifan, nasihat baik, memperbanyak dialog dan melahirkan kondisi damai bukan dengan paksaan serta kekerasan, mengasihi dan menyayangi.

Oleh karena itu, sesama muslim wajib saling asah, asih, asuh, menyayangi, mencintai melindungi, menutup aib, tidak hina, mencemooh, memfitnah, apalagi menumpahkan darah sesamanya. Rasulullah SAW bersabda:

“Janganlah kalian saling mendengki, membenci dan memutus persaudaraan. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah bersaudara,” (HR Bukhori).

Demikianlah ceramah singkat kita pada hari ini semoga dalam momentum ini akhlak kita selalu memperbaiki diri, akhlak dan tentunya mengikuti jejak Rasulullah SAW. Kalau ada kesalahan saya mohon maaf kepada Allah kita sama-sama mohon ampun. Akhirul kalam Wallahu a’lam bishowab wailaika bil maaf.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ceramah Maulid NAbi #4

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdu lillahi robbil alamiin. Washolaatu wasalamu a‟la asrofil ambiyaa’i wal mursalin. Sayyidina wamaulana Muhammadin. Waala ashhaabi ajmain. Qolallahu ta’ala fil qur’anil kariim, audzubillahi minasyaithoni rojim. Laqod kaana lakum fiirosulillahi uswatun hasanah liman kaana yarjullohi wal yaumil akhir wadzakarollohu katsiiromarilah kita bersama bersyukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayahNya kepada kita semua. Sehingga hingga info ini kita masih diberi kesempatan yang baik untuk
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW junjungan kita.

Yang kedua salam dan shalawat juga kita panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa ditempatkan oleh Allah di sisiNya sebagai umat yang memperoleh derajat yang paling tinggi di akhirat. Amin!

Hadirin yang mulia, sebagai umat Islam kita wajib menjunjung nilai-nilai agama kita, yakni nilai- nilai yang ada pada kaidah Al Qur’an dan hadis. Pada malam yang berbahagia ini, kita mencoba menggali nilai-nilai agama Islam lebih jauh lagi. Khususnya yang berkaitan dengan sejarah lahirnya nabi besar kita Muhammad SAW.

Berdasarkan hadis sahih, Rasulullah lahir pada hari Senin. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury di dalam Ar-Rahiqul Makhtum berpendapat beliau lahir pada tanggal 9 Rabiul Awal. Namun pendapat paling masyhur menyepakati beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Kelahiran Rasulullah SAW adalah rahmat yang sangat besar. Beliau, setelah diutus menjadi nabi empat puluh tahun setelah kelahirannya, dipuji oleh Allah SWT dalam firmanNya yang menjelaskan karakter sang nabi terakhir ini:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin,” (QS. At-Taubat : 128).

Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan:

“Allah tidak mengatakan ‘rasul dari kalian’ tetapi mengatakan ‘dari kaummu sendiri’. Ungkapan ini lebih sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka dengan hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif.”

Sedangkan Ibnu Katsir dalam
Tafsir Qur’anil Adzim berkata:

“Allah SWT menyebutkan limpahan nikmat yang telah diberikanNya kepada orang-orang mukmin melalui seorang rasul yang diutus olehNya dari kalangan mereka sendiri, yakni dari bangsa mereka dan sebahasa dengan mereka.”

Rasulullah SAW merasakan beratnya penderitaan dan kesulitan umatnya, bahkan lebih berat bagi Rasulullah daripada apa yang dirasakan oleh umatnya sendiri. Maka setiap saat yang diperjuangkan adalah umat, yang dibela adalah umat, yang dipikirkan menjelang wafat adalah umat. “Ummatii… ummatii…”, kata Rasulullah yang selalu memikirkan umatnya menjelang wafatnya.

Rasulullah SAW juga sangat menginginkan umatnya memperoleh hidayah serta kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Maka segala hal yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada umatnya telah beliau sampaikan. Segala hal yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka beliau paparkan.

Bahkan Rasulullah SAW menyimpan doa terbaiknya untuk umatnya kelak di yaumul hisab agar umatnya beroleh syafaat. Itulah bentuk-bentuk kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya. Hadirin yang dirahmati Allah, lalu bagaimana sikap kita terhadap beliau yang demikian luar biasa kasih sayangnya kepada kita? Beliau yang namanya kita sebut dalam syahadat, kita bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullah SAW lalu kita membacanya setiap kali shalat. Salah satu kewajiban kita terhadap beliau adalah meneladaninya. Menjadikannya sebagai teladan sepanjang zaman.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah,” (QS. Al-Ahzab: 21).

Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa manusia terbaik yang harus kita teladani adalah Rasulullah SAW. Teladan yang seharusnya kita contoh perilakunya, kita contoh kata-katanya,kita contoh ibadah dan akhlaknya. Dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan bahwa kecintaan kepada Allah baru dikatakan benar jika seseorang meneladani Rasulullah dan mengikuti sunnahnya.

“Katakanlah: Jika kamu (benar
-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-
dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Ali Imran: 31).

Hadirin yang dirahmati Allah,Meneladani Rasulullah SAW itu artinya kita mengikuti sunnahnya dan tidak menyelisihinya.Kita mentaatinya dan tidak menentang ajarannya.Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham.” (HR. Ibnu Majah danAhmad).

Mereka yang bersegera untuk mengikuti petunjuk Nabi yang diketahui melalui hadis-hadisnya akan dijanjikan surga. Sementara mereka yang enggan mengikuti sunnah Nabi, enggan mengikuti hadits Rasulullah dan lebih suka menyelisihinya akan menyesal di akhirat nanti sebab ia menolak surga dan terseret ke neraka.Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan. Para sahabat bertanya, wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan? Nabi menjawab: Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan,” (HR. Bukhari).

Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari sunnahnya, lalu mengikutidan mengamalkannya. Semoga kita tidak tergolong orang-orang yang menyelisihi dan hadis-hadis nabi, baik dalam hal aqidah, ibadah maupun akhlak dan muamalah.

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat untuk diri pribadi dan hadirin sekalian. Mohon maaf bila ada kata-kata saya yang kurang berkenan. Terima kasih atas segala perhatian. Billahi taufiq wal hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ceramah Maulid Nabi #5