2 Warga asal Sumsel Ngadu ke KDM Anaknya Kecanduan Sabu, Ini Kata BNNP | Info Giok4D

Posted on

Dua warga asal Sumatera Selatan (Sumsel) yakni OKI dan Lubuklinggau menemui Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi perihal anak mereka yang kecanduan narkoba. Menanggapi hal tersebut Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel buka suara.

Awalnya ayah dan anak warga Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, mendatangi gubernur Jawa Barat yang kerap disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) tersebut.

Dari video yang diunggah akun KDM pada Kamis (29/5/2025), pria berinisial BW itu membawa anaknya yang merupakan siswa SMK untuk dititipkan di barak militer.

Hal itu karena anaknya berusia 15 tahun yang masih duduk di bangku kelas 10 itu kerap kali mengonsumsi narkoba jenis sabu.

Satu bulan kemudian, ibu asal Lubuklinggau bernama Dian Nurhayati juga membawa anaknya Raihan (19) ke KDM. Kabar ini viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah di akun tersebut pada (20/6/2025), Dian mengaku anaknya Raihan telah mengikuti rehabilitasi sebanyak 2 kali di Yayasan ASA Silampari, Lubuklinggau, Sumsel. Namun, Raihan kembali nyabu setelah pulang ke rumah.

Kepala BNNP Sumsel Brigjen Pol Guruh Achmad Fadiyanto mengatakan dirinya telah mendengar mengenai informasi tersebut.

“Iya, itukan case ya. Informasi yang kami dapat, mereka (mengadu karena) tidak mampu masuk ke Yayasan Rehabilitasi karena harus membiayai keluarganya,” ungkap dia, Rabu (25/6/2025).

Guruh mengatakan, pihaknya tak mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya, masyarakat dapat mengadu kepada siapapun.

Meski begitu, ia menyarankan agar para orang tua yang ingin merehabilitasi anaknya untuk datang ke BNNP atau BNN Kota/Kabupaten (BNNK) setempat.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Silahkan dilaporkan ke BNNP atau BNNK setempat. Dalam Undang-undang, mereka dilindungi. Akan kami bantu dan itu gratis,” ujarnya.

Dia menjelaskan, durasi rehabilitasi tergantung pada tingkat keparahan pengguna narkoba itu sendiri. Masyarakat juga dapat menemukan informasi lengkapnya di akun resmi BNNP.

“Nanti akan dites dengan konselor kita. Jika hanya butuh rawat jalan, beberapa puskesmas dan klinik sudah memiliki fasilitas tersebut,” ujarnya.

“Namun jika sedikit lebih parah, akan kami rujuk ke rumah sakit yang direkomendasikan BNNP. Mudah-mudahan itu bisa membantu masyarakat yang dirinya harus kami pulihkan,” tambahnya.

Guruh juga mengingatkan pada masyarakat untuk melaporkan apabila di lingkungannya terdapat narkotika.

“Kumpulkan keberanian untuk lapor ke BNNP, jangan dianggap stigma negatif. Bagi yang belum terkena, jangan coba-coba!” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *