152 Lansia di Batang Hari Jambi Wisuda Sekolah Lansia Tangguh

Posted on

Sebanyak 152 peserta mengikuti wisuda akbar sekolah lansia tangguh di Kabupaten Batang Hari pada 2025 ini. Bupati Batang Hari Muhammad Fadhil Arief menyebut wisuda lansia merupakan program dalam pemberdayaan para lansia di Batang Hari.

“Ini bagian dari implementasi atau pelaksanaan oleh manusia terhadap perintah Tuhan, yang mana raihlah ilmu dari sejak lahir hingga ke liang lahat. Hari ini bukti nyata itu ada di hadapan kita, yang menjadi momentum para orang tua kita yang telah diwisudakan dan bentuk mereka tidak mau berhenti belajar,” kata Fadhil Arief, Kamis (18/11/2025)

Wisuda akbar ini dilakukan pada Selasa (16/11) lalu. Sekolah lansia ini juga dilaksanakan pertama kali di Desa Sungai Baung, Muara Bulian, pada 10 Agustus 2024 lalu.

Fadhil mengaku wisuda lansia itu menjadi bukti nyata bahwa lansia masih memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada masyarakat.

“Ini membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus belajar dan berkembang. Kegiatan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih menghargai dan memberdayakan lansia, sehingga mereka dapat terus berdaya dan berkarya,” lanjutnya.

Fadhil Arief juga menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas semangat para lansia yang berhasil menyelesaikan program pendidikan berbasis komunitas tersebut.

“Pemerintah Kabupaten Batang Hari akan terus berkomitmen untuk mendukung program yang memberdayakan lansia agar tetap sehat, mandiri, dan berdaya guna. Lansia bukan beban, tetapi aset berharga dengan pengalaman dan kearifan luar biasa,” terang Fadhil.

Fadhil Arief menegaskan, program ini tidak hanya menekankan pada aspek kesehatan fisik dan mental, tetapi juga membangun spiritualitas, solidaritas sosial, serta produktivitas ekonomi di usia lanjut.

“Wisuda ini bukan tentang ijazah semata. Ia adalah pengakuan. Pengakuan bahwa belajar tidak mengenal usia, bahwa kita diminta terus menuntun ilmu hingga akhir hayat,” terangnya.

Bupati dua periode itu juga menyebutkan, bahwa negara tidak boleh hanya melayani yang kuat dan muda saja. Dia menegaskan jika negara harus berlaku adil, apalagi martabat manusia tumbuh ketika kesempatan diberikan secara adil.

“Para lansia itu mungkin tak lagi mengejar karier, tetapi mereka mengejar sesuatu yang jauh lebih berharga, rasa percaya diri, harga diri, dan kebahagiaan menjadi pembelajar sepanjang hayatnya,” ucap Fadhil.

Langkah Bupati Fadhil Arief ini juga menunjukkan bahwa pemimpin tidak selalu hadir lewat pidato panjang, melainkan lewat keberanian memilih berpihak. Berpihak pada mereka yang kerap dianggap selesai, padahal sesungguhnya masih ingin melangkah.

“Para lansia itu telah memberi kita pelajaran berharga, bahwa belajar adalah bentuk harapan, dan harapan adalah tanda kehidupan. Sementara sang pemimpin memberi teladan lain yang tak kalah penting, bahwa kekuasaan yang paling bermakna adalah yang mampu membuat rakyatnya merasa dihargai,” katanya.