Luasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan sepanjang 2024 mencapai 15.422,5 hektare. Dari karthutla yang terjadi, lahan gambut yang paling diwaspadai karena sulit untuk dipadamkan.
Sementara, dri 15.422,5 hektare yang terbakar di Sumsel terbanyak terjadi di lahan mineral 11.211,7 hektare, sedangkan gambut 4.210,8 hektare. Luasan karhutla itu berasal dari 15 kabupaten/kota.
Angka karhutla itu berdasarkan keterangan dari analisa citra setelit Kementerian LHK bekerja sama dengan BRIN. Meski karhutla di lahan gambut tidak seluas mineral, perhatian serius akan dilakukan pada lokasi tanah tersebut.
“Wilayah gambut seperti OKI, Muba sebagian Muara Enim dan Banyuasin masih menjadi lokasi kewaspadaan karhutla,” ujar Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Ferdian Kristanto, Sabtu (10/5/2025).
Dari jumlah luasan karhutla tersebut, terbanyak kejadian di Musi Banyuasin (Muba) yang mencapai 4.036,2 hektare. Di wilayah ini, kejadian karhutla di lahan gambut paling luas di Sumsel. Lahan gambut yang terbakar mencapai 2.056,9 hektare, sedangkan lahan mineral 1.970,4 hektare.
Berikutnya di Banyuasin seluas 2.891,3 hektare (mineral 2.399,9 hektare dan gambut 491,4 hektare), OKI 2.533,9 hektare (mineral 1.962,7 hektare dan gambut 571,1 hektare), Muara Enim 1.718,3 hektare (mineral 1.135,4 hektare dan gambut 582,9 hektare) dan Musi Rawas 1.208,5 hektare (mineral 1.187,3 hektare dan gambut 21,2 hektare).
“Jumlah luasan karhutla 2024 tidak sebesar 2019 (336.798,1 hektare) dan 2023 (132.082,9 hektare). Tapi, karhutla 2024 lebih tinggi dibandingkan 2020 (950,4 hektare), 2021 (5.244,8 hektare), dan 2022 (3.723 hektare),” jelasnya.
Pihaknya berharap karhutla tahun ini bisa diatasi lebih baik. Jumlahnya juga diharapkan tidak sebesar pada tahun-tahun sebelumnya.
Untuk tahun ini, pihaknya mewaspadai karhutla di 7 kabupaten di Sumsel tanpa mengenyampingkan daerah lain yang berpotensi karhutla. Yakni di OKI, Muba, Muara Enim, Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Rawas, dan Muratara.
