Sebanyak 14 rumah permukiman padat penduduk di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), ludes terbakar. Diduga kebakaran itu terjadi akibat korsleting listrik dari salah satu rumah warga bernama Farida.
Kebakaran itu terjadi di depan asrama polisi, Jalan Faqih Usman, Kelurahan 1 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Selasa (22/7/2025) sekitar pukul 02.30 WIB.
Ketua RT 13 Rumiani mengatakan total 14 rumah yang hangus terbakar. Akibatnya, 86 jiwa harus kehilangan tempat tinggal.
“Sebanyak 14 rumah yang hangus terbakar. Selain itu juga ada tujuh rumah dengan 11 KK terdampak,” jelasnya.
Rusmiani mengatakan, belum diketahui secara pasti mengenai penyebab si jago merah mengamuk di wilayahnya. Informasi yang dia ketahui, kemungkinan apo berasal dari korsleting listrik dari rumah warga bernama Farida.
“Belum diketahui penyebabnya, kerugian juga belum dapat kami taksir. Tapi info tadi kemungkinan karena korsleting listrik,” sambungnya.
Dalam kejadian itu, kata dia, tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Hanya ada 1 yang keseleo, mungkin karena evakuasi diri tadi,” ungkapnya.
Menurutnya, belasan mobil PBK dari berbagai pos pun terjun untuk memadamkan api.
“PBK datang sekitar 03.20 WIB. Ada belasan mobil tadi yang datang, sampai ke jalan besar tadi,” ujarnya.
Salah satu warga Jul (43) menyebut, ia dan keluarganya sedang tertidur pulas saat kejadian. Namun, istirahatnya terganggu akibat mendengar jeritan kebakaran dari luar rumah.
“Kejadiannya sekitar 02.30 WIB, kami sedang tidur nyenyak. Tiba-tiba ada yang jerit kebakaran,” ujarnya kepada infoSumbagsel, Selasa (22/7).
Mendengar itu, ia pun langsung mengevakuasi keluarganya. Akses lorong menuju ke jalan pun sempat tertutup asap hingga banyak yang warga yang takut menerobos.
Ia menyebut, tak ada lagi harta benda yang terpikir untuk diselamatkan saat kejadian.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Rumah kami habis terbakar. Ada yang bisa diselamatkan, nyawa dan baju yang melekat di badan,” ceritanya dengan tawa getir.
Kini, ia hanya dapat memandangi puing-puing rumah yang telah ditinggalinya puluhan tahun sambil membungkus kepala dengan handuk basah. Bahkan, ia mengaku masih belum memiliki tenaga untuk mengais harta yang mungkin saja masih bisa diselamatkan.
“Harapannya semoga semua dapat bantuan, siapa tau bisa dibangunkan rumah lagi. Alat sekolah anakku juga tidak ada yang selamat,” harapnya.
“Belakang rumah kami ada rumah yang biasa dipakai anak-anak untuk pengajian juga. Itu pun hangus terbakar,” sambungnya.